Erwin Dukung Ketua OSIS Kritis, Tapi Tetap Jaga Etika
BANDUNG, GEMA1.COM - Lebih dari 150 Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah
(OSIS) OSIS dari SMP, MTs, SMA dan SMK di Kota Bandung berkumpul di Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI), Sabtu, 12 April 2025.
Mereka
membahas kepemimpinan, menggali nilai-nilai kebangsaan dan spiritualitas
bersama sejumlah tokoh penting, salah satunya Wakil Wali Kota Bandung, Erwin.
Di kesempatan
itu, Erwin mengungkapkan, kepemimpinan bukan soal gaya, tetapi soal tanggung
jawab, keberanian dan akhlak.
“Kalian ini
calon pemimpin masa depan. Tapi ingat, pemimpin bukan hanya yang bisa bicara di
depan, tapi yang tindakannya bermanfaat bagi banyak orang,” tuturnya pada Focus
Group Discussion (FGD).
Erwin
membagikan “lima kesadaran” yang menurutnya wajib dimiliki oleh setiap pemimpin
khususnya seorang pelajar:
1. Kesadaran
beragama – sebagai pondasi dan benteng moral.
2. Kesadaran
menuntut ilmu – jangan cepat puas, terus belajar.
3. Kesadaran
cinta tanah air – hormati kota dan negeri tempat kalian tumbuh.
4. Kesadaran
hidup bermasyarakat – peka terhadap lingkungan sekitar.
5. Kesadaran
berorganisasi – karena pemimpin lahir dari proses.
“Jangan cuma
jadi Ketua OSIS di atas kertas. Jadilah yang memberi teladan. Ajak temannya
semangat belajar, bukan bolos bareng,” ujarnya.
Erwin juga
mengajak para Ketua OSIS untuk tidak takut bersuara. Ia mendorong mereka agar
berani berdiskusi, mengritik dan bertanya-selama itu dilakukan dengan adab dan
etika.
“Silakan
kritik! Tapi jangan kurang ajar. Hormati guru kalian. Kalau kalian sopan dan
bernalar, itu tanda pemimpin sejati,” katanya.
Ia
menyinggung pentingnya mengenali gaya kepemimpinan masing-masing, apakah
karismatik, otokratik, liberal atau demokratik. “Tak masalah kalian punya gaya
sendiri. Hal yang penting tetap membawa manfaat dan tahu arah,” tambahnya.
Tak hanya
membahas strategi kepemimpinan, Erwin juga mengingatkan pentingnya
spiritualitas. Kesuksesan bukan hanya soal kerja keras, tapi juga doa dan
keberkahan. “Jangan lupa salat. Kalau mau sukses, jaga hubungan dengan Tuhan.
Doa, sedekah dan ikhtiar itu satu paket,” ucapnya mantap.
Di akhir
sesi, Erwin tak lupa mendoakan para pelajar yang hadir agar kelak menjadi
generasi terbaik yang tak hanya sukses, tapi juga berakhlak mulia dan selalu
mendoakan kedua orang tuanya.
FGD ini
merupakan kerja sama antara pemerintah, Forum OSIS Kota Bandung dan Aposis
(Aliansi Pemimpin OSIS).
Ketua Forum
OSIS Generasi 3, Arien Khoirun Nisa
menyebutkan, kegiatan ini sebagai momentum untuk membangun kolaborasi lintas
sekolah yang nyata.
“Kami
percaya pemimpin muda punya potensi luar biasa. Tapi potensi itu harus diasah
bersama, melalui ruang-ruang seperti ini,” kata Arien.
Turut hadir
juga Prof. Dr. Cepi Riyana, Direktur
Sistem Teknologi Guru Besar UPI, yang menyampaikan pentingnya pembinaan potensi
sejak dini.
Ia
mengingatkan, 87 persen mahasiswa saat ini tidak cocok dengan jurusannya,
akibat kurangnya pengenalan minat dan bakat sejak awal. “Jika potensi anak
dikenali sejak dini, proses pembinaannya jadi lebih tepat sasaran. Inilah
pentingnya kolaborasi antara kampus, sekolah, dan pemerintah,” ujar Cepi.
FGD ini
bukan sekadar forum diskusi, tapi juga panggung bagi para Ketua OSIS untuk
saling belajar, menginspirasi dan bersiap mengambil peran nyata sebagai
pemimpin masa depan.
Harapannya, semangat kolaborasi ini menjadi langkah awal menuju generasi pelajar Bandung yang berdaya, bersinergi, dan berdampak nyata demi Bandung Utama. (ay)

Tidak ada komentar