Komisi I DPRD Kota Bandung Tinjau SMPN 35 Terkait Keracunan Progam MBG
Ket Foto: Ketua Komisi I DPRD Kota Bandung, Assoc. Prof. Dr. H. Radea Respati
Paramudhita, S.H., M.H., meninjau SMPN 35 Bandung berkaitan dengan laporan
keracunan MBG, Kamis, 1 Mei 2025. Satria A./DPRD Kota Bandung.
BANDUNG, GEMA1.COM
- Ketua Komisi I DPRD Kota Bandung, Assoc. Prof. Dr. H. Radea Respati Paramudhita,
S.H., M.H., meninjau SMPN 35 Bandung berkaitan dengan laporan dugaan keracunan
Makan Bergizi Gratis (MBG), Kamis, 1 Mei 2025.
Berdasarkan informasi, Radea mengatakan, dugaan keracunan
makanan menu program MBG terhadap siswa SMPN 35 Bandung ini berjumlah
signifikan. Awalnya muncul keluhan dari warga yang anaknya mengalami diare,
mual-mual dan sakit.
“Setelah bertemu Kepala SMPN 35 Bandung, Ibu Dewi, beliau
sangat responsif, sangat bisa menjelaskan dari awal sampai akhir. Bahwa betul
adanya dugaan keracunan makanan. Namun semua tetap dilakukan penanggulangan
cepat oleh pihak terkait termasuk Dinas Kesehatan, puskesmas, termasuk
guru-guru bekerja sama supaya betul-betul bisa mendata dan mewawancara dan
akhirnya bisa ditarik kesimpulan,” ujarnya.
Dalam proses penanggulangan ini, Radea mengapresiasi pihak
sekolah yang telah responsif menanggulangi dugaan keracunan ini.
“Sebagai Anggota DPRD, saya ingin memastikan bahwa pasti ada
kejanggalan dalam melakukan pelayanan Makan Bergizi Gratis, sehingga harus
betul-betul dikoreksi. Jangan sampai kembali terjadi karena ini menyangkut
generasi muda kita,” katanya.
Radea menekankan langkah evaluasi untuk mencegah peristiwa
ini terulang di kemudian hari. “Hari ini muncul gejala keracunan mual dan
diare. Tetapi tidak menutup kemungkinan bila tidak ada koreksi yang baik nanti
bisa muncul risiko-risiko yang lebih buruk lagi. Maka ini harus kita jaga
betul-betul,” ujarnya.
Radea juga menyampaikan kepada pihak sekolah untuk
memastikan apabila ada hal-hal yang kurang, hal-hal yang dibutuhkan, maka DPRD
bisa mendorong Pemkot Bandung dalam penanggulangan ini.
“Seperti misalnya mendorong adanya distribusi obat-obatan, oralit dan lain sebagainya, sehingga nanti hari besok anak-anak bisa bersekolah kembali. Untuk orang tua, ini hal yang tidak diinginkan oleh pihak sekolah dan pemerintah, sehingga harus ada kesabaran dan bersama-sama untuk menuntaskan masalah ini,” tutur Radea. (ay)

Tidak ada komentar