Dedikasi Petugas Perlintasan Kereta Api Bandung Demi Keselamatan Bersama
BANDUNG, GEMA1.COM - Mereka bukan tentara
di medan perang, tetapi tugasnya tak kalah penting. Tanpa orang yang satu ini,
entah berapa nyawa yang harus meregang.
Achmad Harisman
Trisopiana, petugas Penjaga Palang Lintas (PJL) KAI di Braga, Kota Bandung, adalah
salah satu dari banyak "pahlawan" yang memastikan keselamatan di
setiap perlintasan kereta api.
Sejak 2014, ia setia menjalankan tugasnya, terutama di momen Lebaran yang
penuh tantangan.
Lebaran menjadi momen krusial bagi petugas PJL. Jadwal perjalanan kereta
api semakin padat, dan beberapa kereta tambahan seperti melintas tanpa sesuai
jadwal reguler.
"Kami harus benar-benar siaga, karena kereta bisa datang kapan saja.
Dan keselamatan pengguna jalan ada di tangan kami," ujar Achmad, Kamis
(3/4/2025).
Sayangnya tak semua pengguna jalan menghargai tugas mereka dan terkadang
egois tanpa memilirkan keselamatan diri.
"Kadang sudah diberi peringatan, tapi masih ada yang nekat menerobos
atau bahkan mengangkat palang pintu," katanya.
Sikap seperti ini menjadi tantangan tersendiri bagi petugas PJL yang hanya
ingin memastikan semua selamat.
Menjadi petugas PJL berarti harus selalu siap siaga, bahkan ketika orang
lain menikmati waktu bersama keluarga.
Saat orang-orang merayakan Lebaran, Achmad dan rekan-rekannya justru
semakin sibuk. Meski begitu, ia tetap bersyukur.
"Alhamdulillah, selama saya bertugas, semuanya berjalan aman dan
lancar," tuturnya.
Baginya, tugas ini adalah bentuk pengabdian.
"Saya hanya ingin semua selamat. Itu saja sudah cukup," katanya
dengan penuh ketulusan.
Sebagai seseorang yang melihat langsung betapa bahayanya perlintasan jika
tidak dipatuhi, Achmad berpesan kepada para pemudik untuk selalu mengutamakan
keselamatan.
"Hati-hati di jalan, jangan menerobos palang pintu, dan ingatlah bahwa
keluarga menunggu di rumah," pesannya.
Di akhir perbincangan, ia mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H. "Mohon
maaf lahir dan batin. Semoga kita semua diberikan keselamatan dalam setiap
perjalanan."
Achmad Harisman Trisopiana mungkin bukan pahlawan dalam cerita besar sejarah, tapi bagi setiap nyawa yang selamat di perlintasan kereta, ia adalah pahlawan yang sesungguhnya. (ay)

Tidak ada komentar