Muhamad Syahlevi: DPRD Kota Bandung Dorong Zero Bullying di Sekolah
Ket.Foto: Anggota Komisi
IV DPRD Kota Bandung, Muhamad Syahlevi Erwin Apandi mendukung penuh program
Zero Bullying di sekolah. Menurutnya pendidikan karakter harus menjadi bagian
penting peghapusan bullying. Cipta/Humpro
BANDUNG, GEMA1.COM
- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung menyatakan dukungan penuh
terhadap pelaksanaan program Zero Bullying di lingkungan sekolah. Program ini
dinilai menjadi langkah strategis dalam membangun kesadaran siswa untuk saling
menghargai dan menumbuhkan empati sejak dini.
Anggota Komisi IV DPRD Kota Bandung, Muhamad Syahlevi Erwin Apandi, mengatakan bahwa upaya menghapus
praktik bullying atau perundungan di sekolah merupakan bagian penting dari
pendidikan karakter bagi anak-anak.
Hal tersebut disampaikannya, saat menghadiri acara Deklarasi
Bandung Menuju Zero Bullying dan Penandatanganan Komitmen Bersama, yang diikuti
oleh ratusan murid dan tenaga pendidik dari berbagai sekolah negeri dan swasta
di Kota Bandung, di SDN 113 Banjarsari, Rabu, 29 Oktober 2025.
“Tentu saja program ini (Zero Bullying) sangat bagus, di
mana anak-anak diajarkan menemukan kesadaran untuk saling menghargai sesama
temannya. Apalagi, selain melaksanakan habluminallah, sekarang di sinilah
anak-anak kita diajarkan untuk habluminannas-nya untuk saling menghargai satu
sama lain sejak kecil," ujarnya.
Menurut Syahlevi, pendidikan karakter harus dimulai sedini
mungkin, agar anak-anak terbiasa menghormati dan tidak merendahkan orang lain. Oleh
karena itu, Ia mendorong agar program Bandung menuju Zero Bullying tidak hanya
menjadi kegiatan seremonial, tetapi terus diterapkan secara berkelanjutan dan
menyeluruh di setiap sekolah.
“Saya harapkan program ini terus bisa diterapkan setiap
tahunnya, mungkin dengan penyempurnaan agar semakin efektif dan menyeluruh,”
ucapnya.
Syahlevi juga menyoroti bahwa masih banyak laporan
masyarakat terkait kasus perundungan di Kota Bandung. Menurutnya, dibutuhkan
sinergi antarinstansi agar penanganan kasus maupun pencegahan bullying bisa
lebih optimal.
“Memang masih banyak keluhan dari masyarakat terkait
bullying ini. Maka saya harapkan ada kolaborasi antar dinas, dari Disdik (Dinas
Pendidikan) dan juga Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A),
agar program ini bisa berjalan lebih baik ke depan,” tuturnya.
Dari sisi regulasi, Syahlevi menegaskan bahwa perlindungan
terhadap anak di Kota Bandung sebenarnya sudah memiliki payung hukum yang kuat
melalui Peraturan Daerah (Perda) tentang Perlindungan Anak dan Perempuan.
Namun, implementasinya di lapangan masih perlu diperkuat dengan pengawasan dan
keteladanan, terutama dari orang tua.
"Aturannya sudah ada dan sudah kuat, tapi kasus seperti
ini masih terjadi. Namanya juga anak-anak, mereka masih labil, jadi harus terus
diingatkan. Pengingat terbaik tentu saja adalah orang tua, karena mereka yang
paling dekat dengan anak," ucapnya.
Bahkan, kalau anaknya yatim atau piatu atau yatim piatu,
saya harapkan keluarganya yang lain bisa ikut mengingatkan, agar anak tetap
belajar untuk menghargai dan menghormati satu sama lain,” tegasnya.
Melalui program Deklarasi Bandung menuju Zero Bullying ini,
DPRD Kota Bandung berharap seluruh sekolah dapat menjadi lingkungan yang aman,
nyaman dan inklusif bagi peserta didik. "Sinergi antara sekolah, orang tua
dan pemerintah menjadi kunci utama dalam membangun generasi yang berkarakter
dan berempati saat ini dan di masa depan," katanya. (ay)
Reviewed by Gema1.com
on
November 01, 2025
Rating:



Tidak ada komentar