Dinkes Ajak Penyintas Covid-19 Donor Plasma Konvalesen
GEMA1.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mengajak para penyintas untuk mendonorkan plasma konvalesen. Pasalnya, plasma konvalesen bisa menjadi salah satu pengobatan bagi pasien covid-19 yang bergejala.
Terlebih permintaan plasma
konvalesen melalui PMI Kota Bandung terus meningkat. namun dengan jumlah
pendonor yang masih sedikit dikarenakan ketidaktahuan masyarakat atau kemauan
untuk menjadi pendonor.
Oleh karenanya, Kepala Bidang
Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Bandung, dr Yorisa Sativa mengaku akan terus
menggencarkan promosi melalui Fasilitas Kesehatan, agar para penyintas covid-19
bisa mendonorkan plasma konvalesen.
"Kota Bandung punya 80
Puskesmas, 36 Rumah Sakit, 114 klinik utama, dan 225 klinik Pratama. Jadi
semuanya lengkap faskes di kota Bandung, belum ratusan dokter praktek swasta,
bidan praktek swasta, jadi kita kaya akan unsur-unsur kesehatan," katanya
saat Bandung Menjawab di Taman Sejarah, Kota Bandung, Selasa (27/4/2021).
"Jadi yang ratusan tadi bisa
memberikan kontribusinya, upaya Dinas Kesehatan adalah memberikan surat edaran
kepada para faskes tadi supaya mereka menginformasikan kepada seluruh
pasiennya, masyarakat di sekitarnya agar mengerti bahwa kebutuhan Kota Bandung
untuk pendonor itu masih kurang," lanjutnya.
Menurut Yorisa, Dinkes Kota Bandung
akan terus memperbaiki sistem komunikasi dan informasi terkait donor plasma
konvalesen. Sehingga masyarakat tahu pentingnya plasma konvalesen bagi para
pasien Covid-19.
"Sampai sekarang penelitian
plasma konvalesen terus berjalan dan berkembang. Bahwa plasma darah yang
disumbangkan atau didonorkan dari penyintas mengandung antibodi yang dapat
menetraslisir pasien dari virus covid-19," ucapnya.
"Ini yang sangat dibutuhkan
oleh para pasien yang bergejala dengan keluhan sesak dan gangguan pernafasan.
Berdasarkan penelitian itu plasma yang didonorkan dapat mengurangi gejala
klinis tersebut," lanjutnya.
Yorisa mengungkapkan, terapi plasma
konvalesen yang dinilai memberikan efektivitas terhadap pasien covid-19 ini,
perlu diantisipasi seiring meningkatnya permintaan.
"Ini perlu diantisipasi tapi
hal yang baiknya adalah nanti ada syarat siapa saja yang bisa menjadi donor
plasma. Karena Jumlah penyintas di Kota Bandung cukup banyak," katanya.
"Sumbernya ada. Hanya saja
perlu diatur dalam kebijakan, nanti Dinkes bagaimana menawarkan ini kepada para
penyintas agar dapat berkontribusi kepada sesamanya memberikan donor plasma
yang diakses atau dikoordinir oleh PMI, sehingga bisa jadi satu pintu,"
lanjutnya.
Sementara itu, Kepala UTD PMI Kota
Bandung, dr Uke Muktimanah mengatakan terapi plasma konvalesen awalnya
diberikan kepada pasien yang sakit berat atau krisis.
Namun dari hasil penelitian saat ini
ternyata bisa diberikan kepada pasien yang bergejala sedang.
"Dengan pemberian yang lebih
cepat dan lebih awal itu akan memberikan efektivitas yang cukup tinggi
penyembuhannya untuk pasien. Jadi akhirnya Kota Bandung ini meningkat
permintaan tersebut," katanya.
"Pada 2020 dari mulai Juni
permintaan plasma itu hanya 130. Tahun ini dari Januari mulai meningkat
mencapai 1.000 permintaan. Kita sudah mendistribusikan hampir 1977
plasma," ucapnya.
Menurut Uke, donor plasma konvalesen
berbeda dengan donor darah biasa. Karena pendonor harus diambil dari penyintas
yang telah sembuh dari Covid-19, yang bergejala dan dinyatakan sembuh selama 14
hari.
"Hal inilah yang sulit karena
sangat berbeda. Tujuan PMI itu untuk memberikan darah yang berkualitas dan
aman, jadi yang paling utamanya dari titer antibodinya bagus atau tidak, kita
lakukan pemeriksaan," katanya.
"Ada pemeriksaan darah lengkap.
Sehingga untuk membuat plasma konvalesen ini PMI harus tersertifikasi CPOB dari
BPOM. Metodenya memakai metode apheresis," ucapnya.
Uke menyampaikan dengan metode
apheresis tersebut, seseorang bisa mendonor kembali 2 pekan kemudian, agar
dapat memenuhi target permintaan yang banyak.
"Mesinnya 3-4 yang bisa
dipakai. Biasanya kita menyiapkan 12 kegiatan plasma konvalesen. Jadi di PMI
itu untuk mesin apheresis itu tidak hanya untuk plasma konvalesen saja,
trombosit apheresis juga sama, sehingga kita buka layanan 24 jam,"
katanya.
Selain itu, PMI juga terus berupaya
menyosialisasikan kepada para penyintas untuk dapat mendonorkan plasma
konvalesennya. Pendaftarannya bisa di Dinkes dan rumah sakit.
"Kami juga menyarankan untuk
keluarga pasien membawa donor keluarganya. Karena biasanya di dalam lingkungan
pasien tersebut ada keluarganya yang terkena covid-19, atau pernah sakit
dirawat karena bergejala," katanya.
"Untuk pendonor ini syaratnya
harus penyintas yang bergejala. Usia harus 17-60 tahun. Berat badan di atas 55
-60 kg. Untuk donor plasma ini tidak disarankan untuk wanita yang pernah
hamil," jelasnya. (agg).
You can get pleasure from betting in your favorite sports from your cell or desktop units, provided you’re with a regulated and safe provider. Supreme Court case Murphy casino.edu.kg v. NCAA, could be} nothing preventing individual states from passing legislation to legalize sports betting. In different words, it’s as much as} the states whether they wish to have sports betting at their land-based gaming facilities, online, or not at all. The U.S. sports betting business is in a continuous state of flux. Hardly a month goes by with out new legislation being proposed, an lively bill being passed, or an operator launching a live sportsbook or online sports betting website.
BalasHapus