Komisi III DPRD Bandung Dukung Pengelolaan Sampah Dengan Edukasi Warga dan Teknologi
Ket.Foto: Anggota Komisi III DPRD Kota Bandung, Aa Abdul
Rozak, S.Pdi., M.Ag., menjadi narasumber dalam talk show yang disiarkan melalui
kolaborasi antara Radio Sonata dan PRFM, pada hari Selasa, 29 April 2025.
Handoko/Humpro DPRD Kota Bandung.
BANDUNG, GEMA1.COM
- Anggota Komisi III DPRD Kota Bandung, Aa
Abdul Rozak, S.Pdi., M.Ag., dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menjadi
narasumber dalam talk show bertema "Pengelolaan Sampah di Kota Bandung:
Tantangan dan Solusi," yang disiarkan melalui kolaborasi antara Radio
Sonata dan PRFM, pada hari Selasa, 29 April 2025.
Talk show tersebut menjadi sarana penting untuk menyuarakan
isu lingkungan yang krusial dan mendesak di Kota Bandung.
Dalam bincang-bincang ini, Aa Abdul Rozak menyoroti perlunya
pengelolaan sampah yang dimulai dari rumah tangga, dengan dukungan edukasi
masyarakat dan penerapan teknologi. Ia juga memaparkan bahwa banyak keluhan
warga soal sampah terungkap saat program reses, mulai dari pengelolaan TPS,
edukasi lingkungan, hingga harapan warga akan peningkatan program daur ulang
yang menjadi kunci utama keberhasilan pengendalian limbah di perkotaan.
“Kesadaran warga adalah pondasi utama, namun harus dibarengi
dengan sistem yang terintegrasi, mulai dari pemilahan sampah, pengangkutan yang
terjadwal, hingga pemrosesan akhir yang ramah lingkungan,” ujarnya.
Selain menyoroti peran masyarakat, Aa Abdul Rozak juga
menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam mendukung pengelolaan sampah
yang lebih efisien. Ia mendorong penggunaan aplikasi pelaporan sampah, pemetaan
titik rawan sampah berbasis data digital, serta penerapan teknologi daur ulang
dan komposting yang dapat dijalankan di tingkat komunitas.
“Teknologi harus menjadi bagian dari solusi. Sistem
pelaporan online, pengawasan berbasis sensor, atau bahkan edukasi digital bisa
menjadi alat bantu yang mempercepat perubahan,” katanya.
Kolaborasi antara Radio Sonata dan Radio PRFM dalam
penyelenggaraan talk show ini menjadi wujud sinergi media lokal dalam membangun
kesadaran publik dan menghadirkan ruang dialog antara masyarakat dan wakil
rakyat.
Talk show juga berlangsung secara interaktif, memungkinkan
pendengar untuk menyampaikan aspirasi dan pertanyaan secara langsung melalui
sambungan telepon dan media sosial.
DPRD Kota Bandung, melalui Komisi III, berharap agar
pengelolaan sampah tidak hanya menjadi kegiatan teknis, tetapi menjadi gerakan
budaya kolektif yang melibatkan seluruh elemen masyarakat seperti pemerintah,
warga, media, komunitas, hingga dunia usaha.
“Kami di DPRD berharap agar Kota Bandung dapat menjadi
contoh kota yang mampu mengelola sampah secara moderen, manusiawi dan
berkelanjutan. Untuk itu, regulasi, edukasi dan kolaborasi harus berjalan
seimbang. Mari kita jadikan pengelolaan sampah sebagai bagian dari gaya hidup
warga kota yang cerdas dan peduli,” tuturnya. (ay)

Tidak ada komentar