Walikota Bandung Targetkan 30 Persen Sampah Dikelola Mandiri Lewat KPBU
BANDUNG, GEMA1.COM - Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan meninjau dua lokasi
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), yakni TPST Babakan Sari dan TPST PSM,
Jumat, 25 April 2025.
Kunjungan ini menandai dimulainya percepatan pembangunan ulang fasilitas
TPST yang sudah berusia di atas lima tahun, sebagai bagian dari upaya besar
Pemerintah Kota Bandung mengelola sampah secara mandiri dan berkelanjutan.
Di TPST Babakan Sari, Farhan menjelaskan, akan ada penambahan dua fasilitas
utama yaitu insinerator berkapasitas 10 ton dan instalasi biogas vertikal yang
mampu mengolah material organik dalam skala besar.
“Biogas vertikal ini bisa mengelola sampai 2.000 ton bahan organik. Tapi
kapasitas operasional awal di lokasi ini adalah 20 ton sampah per hari,” ungkap
Farhan.
Setelah meninjau Babakan Sari, Farhan melanjutkan ke TPST PSM.
Kedua lokasi ini menjadi pilot project untuk skema baru pembangunan ulang
TPST berbasis Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Melalui model ini, Pemkot menyediakan lahan dan kebijakan pendukung,
sementara pihak swasta berinvestasi dalam pembangunan dan operasional.
Salah satu mitra KPBU dalam proyek ini adalah PT Ingram yang telah
menandatangani kesepahaman dengan Pemerintah Kota Bandung.
PT Ingram akan menerapkan teknologi termal untuk reduksi cepat volume
sampah, serta teknologi anaerob untuk mengembangkan circular economy melalui
pengolahan sampah organik.
“Teknologi anaerob ini memungkinkan sampah basah atau busuk diubah menjadi
biogas, media tanam, bahkan bisa dijadikan pakan untuk maggot,” jelas Pak Wali.
Adapun kapasitas awal TPST akan dimulai dari 20 ton per hari dan
ditargetkan bisa maksimal pada bulan Mei hingga Juli 2025.
Secara bertahap, kapasitas ini akan ditingkatkan seiring pengembangan
sarana dan sumber daya.
Proyek pengembangan TPST ini merupakan bagian dari strategi pengelolaan
sampah Kota Bandung, yang ditargetkan bisa mengelola 30 persen sampah melalui
TPST modern berbasis KPBU.
Sedangkan 30 persen lainnya diharapkan bisa ditangani lewat program-program
pengelolaan sampah berbasis masyarakat seperti Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan,
Manfaatkan) dan Buruan SAE.
“Sisanya, sekitar 40 persen, itu masih bisa kita bawa ke TPA, tapi dengan
volume yang jauh lebih kecil,” tambah Farhan.
Dari sisi pembiayaan, PT Ingram menginvestasikan sekitar Rp3 miliar untuk
penataan awal, pembangunan fasilitas, serta perekrutan tenaga kerja.
Pemerintah Kota Bandung tetap akan berperan aktif dalam perizinan, termasuk
urusan sertifikasi lingkungan. “Skemanya, pemerintah akan membayar sesuai
jumlah sampah yang diolah, per ton,” terang Farhan.
Saat ini, Pemerintah Kota Bandung merencanakan pembangunan ulang sebanyak
15 TPST dengan pendekatan serupa.
TPST Babakan Sari dan PSM menjadi yang pertama menjalani groundbreaking sebagai bentuk keseriusan menuju pengelolaan sampah kota yang lebih modern, mandiri, dan berkelanjutan. (ay)

Tidak ada komentar